Jumat, 14 Juni 2013

Hari Keempat Indonesia Creative Week 2013

Hari keempat pagelaran Indonesia Creative Week 2013 Spring/Summer 2014 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, disesaki pengunjung yang ingin melihat brand-brand local kreatif Indonesia.
Dok. Panitia

Dengan adanya 65 brand dan designer local yang berpartisipasi dalam pameran di event kali ini, membuktikan bahwa mereka mempunyai tempat di pasar domestik di Indonesia tak kalah dengan brand Internasional.

Di hari keempat di Indonesia Creative Week, pengunjung banyak yang produk-produk lokal berkualitas dan mempunyai taste yang disukai oleh market Indonesia.

Kini brand lokal Indonesia telah mempunyai tempat di hati mereka. Satu hal yang akan ditunggu adalah partisipasi pemerintah untuk mendukung industri kreatif terutama di bidang fesyen yang semakin meningkat di Indonesia dan menjadi terdepan di negaranya sendiri dan anak muda kreatif ini merupakan penggerak ekonomi Indonesia di masa akan datang.

Pada hari keempat Indonesia Creative Week 2013 Spring/Summer 2014 di Kota Kasablanka adalah hari terakhir penyelenggaraan Indonesia Creative Week 2013, fashion show terakhir kali ini didominasi oleh koleksi-koleksi baju cocktail dan sebagian besar adalah desainer muda kreatif yang berbakat dan masih baru di industri fesyen Indonesia.

Hanya di Indonesia Creative Week kami menemukan desainer-desainer tersebut yang akan menjadi generasi desainer yang membanggakan di Indonesia bahkan Internasional.

Pada fashion show pertama dipersembahkan oleh Namayinda, koleksi cocktail yang dipresentasikan oleh Namayinda by Natasha yang chic dan elegan. Ada fashion show dari Wyle by Yolana Limman dan Stryd by Fransisca Irene mereka adalah salah satunya Isntruktur untuk sekolah mode di Moda Burgo Indonesia dan wakil lulusan dari sekolah tersebut, koleksi mereka menampilkan baju cocktail ready to wear yang simple, edgy dan cantik.

Wyle menampilkan warna cerah seperti kuning memberi kesan colorful dalam garis desain Wyle sedangkan Stryd menampilkan print bunga besar dipadukan dalam hitam yang klasik sehingga menampilkan koleksi Stryd menjadi menawan.

Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah di hari terakhir fashion show Indonesia Creative Week menampilkan Wesley Jubilant menghadirkan koleksi “Refraction of Butterflies” yang merupakan busana musim semi dengan warna-warna lembut namun tetap menampilkan sisi keceriaan dalam kemewahan.

Terinspirasi dari imajinasi akan bias-bias warna pada sayap-sayap koloni kupu-kupu yang berterbangan menembus sinar matahari. Menjadi rangsangan intuisi untuk menuangkannya dalam bentuk design gaun yang mewah namun tetap memiliki gairah akan kecintaan pada kehadiran musim semi yang ceria, segar dan membumi.

Busana yang mewakili kebahagiaan wanita muda yang dengan malu-malu sedang meluapkan rasa cinta berbalut pesona kecantikan. Layaknya gairah putri-putri raja yang akan siap untuk menghadiri pesta pertamanya dan gelisah menunggu bertemu dengan pemuda impiannya. Busana impian para wanita muda yang menginginkan kecantikan dan kemewahan yang dipadukan kesan lembut nan elegan.

Dirangkai dari bahan satin, tile dan brokat pilihan dan dijahit tangan-tangan terampil termasuk dalam mengait gemerlap manik-manik. Sungguh pesona busana musim semi yang lembut, mewah dan berkesan elegan. Terakhir adalah Parade Fashion Show dari 10 Desainer dari Istituto di Moda Burgo yang menampilkan koleksi menampilkan 10 koleksi ready to wear dalam fashion show bertema On the Road to Fashion Spring Summer 2014: “Nomadism.”

Definisi dari Nomadism itu sendiri adalah umumnya dikenal sebagai berkeliling, dalam konteks zaman modern, adalah anggota dari sebuah komunitas orang-orang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, daripada menetap secara permanen di satu lokasi.

Tema Nomadism diambil dengan melihat trend kehidupan generasi muda jaman sekarang yang semakin “mobile” dan cenderung bergerak dengan cepat, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tidak hanya secara fisik namun juga secara mental melalui teknologi internet yang memampukan setiap orang melanglang buana bak seorang gypsi kebelahan dunia manapun yang mereka mau.

Kesan gypsi akan semakin dipertegas dengan lagu “Gitana – Shakira” sebagai music pengiring fashion show.

Menggunakan kain ringan seperti chiffon dengan warna – warni ceria sebagai bahan utama koleksi akan memberikan kesan “summer” . Unsur ethnik juga menonjol dalam tema ini sesuai dalam trend forecasting 2014 , mata dunia sedang tertuju pada adanya kecenderungan akan “eastern and African rising.”

Inspirasi top brand untuk koleksi “Nomadism” ini adalah : Etro dan Roberto Cavalli.
Mischa Barton, Kate Moss, Sienna Miller dan Nicole Ricchie dipakai sebagai muse atau inspirasi style untuk para konsumen/ market.

10 koleksi yang dengan tema “Nomadism’ ini merupakan hasil karya 10 Burgonian , dimana mereka terlibat secara langsung mulai dari proses design, membuat pola sampai dengan menjahit, mereka adalah : Amanda Adriana, Raegita Zoro, Melina Sudarto, Bambang Irawan, Sienna, Mike Agustine, Lelie Widjaja, Yuninda, Marcelly Tania dan Devi.

Dengan berakhirnya Indonesia Creative Week 2013 Spring/Summer 2014 ini merupakan salah satu kebangkitan industtri garmen dan fesyen indonesia yang menajdi salah satu motor laju ekonomi Indonesia.

Dengan banyaknya respon pembili dalam pameran fesyen Indonesia, merupakan bahwa masyarakat mempunyai pilihan terhadap produk lokal Indonesia. Pemerintah, retail dan mall mempunyai peranan penting dalam menjual produk fesyen lokal Indonesia sehingga mereka mempunyai tempat dihati publik Indonesia dan kebanggaan kita sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar