Minggu, 12 Desember 2010

Berkunjung ke Rumah Rayner de Klerk

GEDUNG Arsip Nasional Jakarta terletak di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Bangunan yang kini menjadi tempat wisata ini masih bergaya arsitektur Renaissance yang kokoh dan artistik. Lingkungannya cocok untuk tempat berlibur Anda sekeluarga sekaligus belajar sejarah.

Ketika Anda masuk ke pelataran depan gedung, Anda akan merasakan suasana yang tenang. Halamannya luas dan ditata apik. Di tengah halaman terdapat kolam yang ditumbuhi bunga. Dan di sekitarnya tumbuh subur rumput hijau.

Jika Anda dan keluarga berlibur ke sini sore hari atau pagi hari, anak-anak bisa bermain taman ini. Sedangkan Anda bisa duduk dan berdiskusi dengan istri sambil menikmati keunikan gedung yang memiliki jendela-jendela lebar dan tinggi dari pelataran depan.

Tentu saja bukan taman depan gedung saja yang menarik, masa Anda datang hanya untuk duduk di pinggir kolam. Pastinya ingin masuk, kan. Karena di dalam gedung utama, banyak sekali pengalaman sejarah yang akan Anda dapatkan.

Di sini menyimpan rupa-rupa koleksi benda kuno. Mulai dari peta yang menggambarkan sejarah Tanah Air. Misalnya, peta pertama yang melukiskan Nusantara sebagaimana yang digambarkan Bartholomeus dari Alexandria, Mesir. Hingga peta terakhir yang dibuat oleh tentara Amerika pada saat Perang Dunia kedua meletus.

Anda juga akan menjumpai perangkat gamelan berupa gong tua. Karena telah menjadi koleksi klasik di gedung yang dibuat tahun 1760 ini, kita tidak diperbolehkan untuk menyentuhnya.

Di sini juga menyimpan berbagai perabot antik seperti meja, kursi, dan lemari yang usianya sudah sangat tua. Bahkan, Anda juga bisa melihat koleksi brankas uang berbentuk unik yang sekarang sangat dijaga keamanannya.

Di ruangan lain, Anda bisa melihat koleksi alat musik tua, pipa rokok, dan bermacam-macam benda yang terbuat dari keramik. Semuanya tersimpan rapi di almari.
Di salah satu almari, Anda disajikan ilmu pengetahuan tentang jenis-jenis kapal yang berbentuk miniatur. Misalnya kapal phinisi dan kapal Khayal dari Kalimantan.

Konon, kapal Khayal ini merupakan kapal yang dipercaya dapat membawa arwah orang yang sudah meninggal menuju ke alam baka.

Nah, kalau sudah puas melihat-lihat di dalam gedung, Anda bisa masuk ke halaman belakang. Di sini ada halaman luas yang ditumbuhi rumput hijau. Asri dan damai. Uniknya, di sudut halaman itu terdapat meriam besar. Dan di dekat salah satu meriam, ditempatkan lonceng besar.

Halaman belakang gedung utama Gedung Arsip dikelilingi bangunan panjang yang terdiri dari dua lantai. Di salah satu ruangan Anda dapat berkunjung ke tempat penyimpanan koleksi buku bersejarah. Di antaranya, sejarah gedung ini.

****

Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Gedung Arsip Nasional RI, T. Alisjahbana, gedung ini dulunya rumah peristirahatan Gubernur Jenderal Rayner de Klerk yang waktu itu terletak di luar kota Batavia. Pada masa De Klerk, Batavia masih merupakan kota yang sangat kecil. Kota ini dulu dikelilingi tembok yang tinggi yang kemudian dilingkari parit yang cukup dalam.

Ini adalah bagian dari pertahanan kota terhadap kemungkinan serangan dari Banten atau Mataram, dua musuh yang cukup ditakuti VOC waktu itu.

Namun, lambat laun VOC mengadakan perdamaian dengan Banten dan Mataram sehingga sudah tidak membayahakan lagi bagi orang untuk menetap di daerah luar tembok kota. Bertepatan dengan itu pula pihak Belanda mulai membangun empang-empang di sebelah utara kota untuk mengeringkan daerah rawa.

Akibatnya, banyak nyamuk bersarang di empang itu dan Batavia yang tadinya merupakan kota yang sehat berubah menjadi kota dimana banyak terdapat penyakit malaria. Ini mendorong penduduk Batavia untuk keluar dari tembok kota dan mencari daerah untuk menetap yang lebih sehat di sebelah selatan kota.

Maka mulailah pejabat VOC yang kaya membangun rumah perkebunan atau rumah peristirahatan di luar kota, termasuk De Klerk. Dulu di sepanjang Jalan Gajah Mada terdapat rumah besar dengan halaman yang luas.

Di antara rumah yang megah dan indah yang dibangun di Batavia pada abad ke 18, hanyalah rumah De Klerk yang masih berdiri dengan kokoh dan anggun sampai sekarang ini.

***

Nah, setelah beberapa kali pindah tangan, kini rumah De Klerk yang luas seluruh bangunan mencapai 1.272.2 meter persegi itu sekarang dikelola oleh Yayasan Gedung Arsip Nasional RI. Tempat ini juga tidak pernah sepi aktivitas.

Sepanjang tahun di tempat ini diadakan pameran, bedah buku, seminar, syuting film. Bahkan, kadang-kadang gedung ini juga dipakai untuk resepsi perkawinan dan jamuan lain.

Nah, jika Anda tertarik untuk berkunjung, Anda tidak perlu bingung mengenai bagaimana transportasi menuju ke arah Gedung Arsip Nasional. Ada bus yang dikelola pemerintah Jakarta, yakni Transjakarta, melewati persis di depan tempat wisata ini.

Anda juga bisa menumpang angkutan umum lainnya, yang penting angkutan itu jurusan Kota, sudah pasti lewat di depan gedung. Kalau ingin mudah, ya, Anda bisa menyewa taksi.

Gedung yang dikelola pemerintah ini merupakan satu-satunya obyek wisata di Ibukota yang tidak mengenakan biaya masuk alias gratis untuk Anda.

Adapun jam buka tempat wisata ini yaitu setiap hari kecuali hari Senin. Mulai mulai pukul 06.00 WIB hingga 17.00 WIB. Tapi, kalau hanya ingin menikmati panorama di halaman, Anda bisa sampai jam 18.00 WIB. Jadi, selamat menikmati, yaww...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar